Tradisi Betawakan Diharapkan Ramah Lingkungan

SUKAMARA – Bupati Sukamara, Masduki berharap tradisi atau budaya perang air atau betawakan bisa ramah lingkungan, pasalnya tradisi tersebut sudah menjadi agenda rutin setiap tahun yang digelar setiap lebaran baik Idulfitri maupun Idul Adha.
Masduki mengungkapkan jika tradisi tersebut masih bermasalah dalam hal pencemaran lingkungan sungai yaitu limbah plastik yang digunakan masyarakat untuk melempar air saat kegiatan berlangsung.
“Ini budaya betawakan atau perang air memang menjadi kegiatan rutin tahunan melalui dinas pariwisata, dan mungkin ada upaya untuk membersihkan sampah plastik yang digunakan selama kegiatan,” ucap Masduki, Selasa 1 April 2025.
Masduki menjelaskan bahwa budaya seperti betawakan atau perang air ini merupakan salah satu bentuk kreativitas masyarakat, namun juga harus dipantau terkait dengan lingkungan.
“Selian itu manfaatnya juga besar untuk perekonomian, karena dengan kegiatan ini kita lihat banyak UMKM yang tumbuh, kita pasti dukung tapi juga tetap memperhatikan lingkungan,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sukamara telah mewacanakan untuk konsep betawakan atau perang air dengan penggunaan bahan plastik yang biasa digunakan untuk melempar agar tidak menjadi dampak bagi lingkungan
Penggunaan plastik harus menggunakan yang ramah lingkungan agar tidak menjadi sampah yang mencemari lingkungan Sungai Jelai, hal itu perlu dikonsep oleh panitia, sehingga dapat meminimalisir pencemaran terhadap Sungai Jelai. (akh)